Immortal Pertama Chapter 3

 Chapter 3

Disaat Karel sibuk memikirkan dirinya sendiri, Undead didepannya berlutut layaknya seseorang menghadap kepada Raja.


Coba kuhitung 12 Undead memakai zirah besi, 10 memakai baju kulit dengan perlindungan yang lumayan dibandingkan dengan sisanya 20 orang dengan baju biasa.


(Banyak juga undead nya, jika aku yang membangkitkan mereka berarti aku tuan mereka, ya kan?)


"Diantara kalian ada yang bisa berbicara?" (Karel)


Yang perlu aku tahu saat ini ialah mengecek kemampuan bawahanku apakah mereka hanya mayat berjalan atau memiliki kecerdasan layaknya manusia.


Undead itu hanya saling pandang satu sama lain hingga akhirnya ada Undead yang maju kedepan, Undead yang satu ini memiliki zirah besi dengan kualitas paling bagus dan terlihat mahal, karena masih utuh dan mengkilap meskipun yang memakai sudah menjadi kerangka tulang.


"Ada yang tuan perlukan?"


Ucap Undead di hadapanku, suara yang kudengar seperti suara perempuan meskipun yang berbicara kerangka tulang.


Tuan? benar juga bisa dikatakan aku tuan mereka saat ini, karena aku yang membangkitkan mereka.


"Baguslah kalau bisa berbicara, aku benar-benar lemas dan tidak ingin bergerak, kau duduk saja tidak perlu berdiri" (Karel)


Undead itu mengikuti perintah ku, duduk di depanku.


"Bisa kau jelaskan dimana ini?" (Karel)


"Ini daerah Hutan Orem, hutan luas yang dekat dengan perbatasan antara benua Utama dan benua Malam"


"Benua Malam? Maksudmu di sini termasuk benua Malam?"


"Ya tuanku, hutan Orem termasuk ke dalam benua Malam sebagai buktinya siang hari dan malam hari tidak berbeda kecuali kalau ada bulan"


"Memang benar sih aku tidak bisa membedakan malam dan siang disini, jika begitu diluar sana ada siang bukan?"


"Siang dan malam terlihat jelas dibenua utama"


"Haaah syukurlah, aku kira aku akan hidup dengan kegelapan selama sisa hidupku"


"Jika tuan ingin, kami akan mengantarkan tuan keluar dari hutan Orem ini"

"Baiklah, tujuanku selanjut keluar dari tempat aneh ini, oh iya aku penasaran, apakah kau tahu soal level, skill, atau status semacamnya?"


"Saya tahu, setiap orang mempunyai level dan skill"


Nah ini yang perlu aku cek kebenarannya, apakah dunia ini normal atau tidak.


"Lalu bagaimana dengan mengecek Status?"(Karel)


"Status hanya bisa dicek oleh pemiliknya, jika tuan mengecek status, orang lain tidak akan bisa melihatnya kecuali dengan skill appraisal"


"Jika tidak, status seseorang bisa dicek dengan kertas khusus, hanya dengan meletakkan tangan di kertas, status bisa tertulis di atasnya"


"Wooow keren, ini sungguhan dunia fantasi seperti game dan novel" (Karel)


Ternyata tidak semuanya buruk soal dunia ini, aku juga penasaran dengan statusku tapi aku masih lemas.


"Saya tidak tahu apa yang tuan katakan, tetapi bukankah sebaiknya kita kembali ketempat tinggal anda?"


"Tempat tinggalku? Sebenarnya aku tinggal di dalam gua untuk sementara, ya sudah baiklah ayo kita pulang" (Karel)


"Tapi tuan masih lemas, kan?"


"Iyaa aku merasa tidak punya energi sama sekali" (Karel)


"Bagaimana jika kami buatkan tandu atau kursi roda?"


"Kau bisa? Jika kau bisa aku minta tolong" (Karel)


Aku tersenyum kepadanya, ia dengan inisiatif menawarkan ku untuk menggunakan tandu atau kursi roda, sangat baik sekali dia ini.


Tidak lama setelah aku memberikan persetujuan, Undead itu kembali ke rombongannya dan dengan segera mereka bergerak dengan cepat.


Mereka memotong kayu dengan senjata mereka dan mengikat dengan akar tanaman, tidak lama berselang sudah ada tandu untukku.


"Kearah mana kita akan jalan, tuanku?"


"Kita kembali ke arah sungai lalu ke arah kanan" (Karel)


"Baiklah"


Setelah perjalanan selama satu jam di bawa dengan tandu akhirnya aku sampai juga di rumah sementara ku, sangat mengenaskan bagiku sebagai orang dari peradaban modern harus tinggal di gua seperti orang primitif.


"Baiklah karena Sekarang kita sudah sampai ada banyak hal yang ingin kutanyakan" (Karel)


"Kami akan menjawab seluruh pertanyaan tuan"


Apakah kalian ingat tentang hidup kalian sebelumnya?" (Karel)


"Kami mengingatnya dengan jelas tuanku"


Nampaknya Undead ini masih memiliki memori tentang kehidupan mereka yang sebelumnya, bagus sekali aku bisa mengorek informasi lebih banyak.


"Dimulai dengan menjelaskan lokasi kita lebih lengkap" (Karel)


"Tempat ini disebut dengan hutan besar orem, hutan yang penuh dengan monster serta pohon-pohon yang besar dan aneh"


"Hutan orem ini berada di benua malam, benua yang selalu diselimuti dengan awan hitam yang selalu ada di atas benua ini"


Undead itu menjelaskan ulang semuanya dengan terperinci, soal asal muasal, teori dan mitologi yang diketahuinya.


Yang membuat tempat ini tidak ada sinar matahari sehingga siang dan malam sama-sama gelapnya, hanya bulan berwarna biru yang bisa sedikit menerangi disaat malam.


Dan yang terpenting planet ini bukanlah bumi melainkan planet bernama Kahl, ternyata benar tebakanku kalau aku berada di dunia lain.


Benua malam dikenal sebagai tempat yang penuh monster dan demon, jika monster berbentuk seperti binatang, demon berbentuk seperti manusia dengan kulit yang coklat dan memiliki tanduk, tanah disini rata-rata tandus jika tidak tandus maka pohonnya aneh dan menakutkan seperti yang aku selalu lihat.


Walaupun aku sedari tadi tidak menemukan monster ataupun binatang buas.


"Kenapa sejak tadi aku tidak menemui monster ataupun binatang buas" (Karel)


"Itu terjadi karena 'aura manna' tuan tersebar luas, aura kuat seperti milik tuan membuat monster dan binatang buas takut dan pergi"


"Apa lagi itu, aku tidak tahu yang namanya 'aura manna' aku sudah cukup pusing dengan informasi soal status dan level" (Karel)


"Jika tuan lelah beristirahat saja, kami yang akan urus sisanya"


Apa yang diucapkan Undead didepanku membuatku merasa seperti mempunyai anak buah yang bisa diandalkan.


Sejauh ini itulah informasi penting yang aku dapatkan dari para Undead, setidaknya kini aku tidak tersesat tak tahu arah ditambah lagi aku juga tak sendirian lagi.

"Jelaskan kepadaku nanti soal status, level dan lainnya setelah aku istirahat" (Karel)


"Baik tuanku, beristirahatlah dengan nyaman karena anda sudah membangkitkan kami dengan tenaga anda"


"Kami berterima kasih kepada tuan karena sudah memberikan kesempatan kedua bagi kami untuk hidup kembali"


Aku merasa lelah secara fisik maupun mental, aku berbaring didalam gua lalu memejamkan mata untuk tidur.



Sebelumnya

Halaman Utama

Selanjutnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Immortal Pertama Halaman Utama

Dunia yang Tenggelam Chapter 1

Immortal Pertama Chapter 1